Jika kita pernah disakiti orang lain pasti sampai
kapan pun akan teringat kejadian itu. Sakit hati karena lisan atau perbuatan
orang lain. Tetapi, sering kah kita ingat kalau pernah menyakiti orang lain? Atau
sadar kah jika kita pernah atau mungkin sering menyakiti hati orang lain karena
ucapan dan tindakan? Seringnya kita tak sadar ya, padahal jika ada orang lain
yang sakit hati karena perbuatan kita akan berdampak buruk terhadap kehidupan
kita selanjutnya. Kenapa? Mana tahu saat orang tersebut merasa tersakiti lalu
ia diam-diam ia mendoakan kita dengan doa yang tidak kita kehendaki, bukan
bermaksud mengajak su’uzon terhadap orang lain, tetapi justru mengajak lebih
berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berucap.
Berbicara atau bersikap dengan siapa
pun memang harus hati-hati, baik dengan teman, sahabat, kerabat bahkan dengan
keluarga sendiri di rumah. Sering kali kita dalam kondisi tertentu emosi tak
terkendali, mungkin karena ada satu masalah yang menghinggapi pikiran sehingga
berdampak pada ucapan dan tindakan kita terhadap orang lain yang tidak
mengetahui kondisi kita yang sedang tertekan. Tetapi, orang lain tentu saja
sering tidak mengetahui jika kita dalam kondisi emosi yang sedang tidak stabil
alias badmood. Apalagi dunia pertemanan sekarang semakin luas karena adanya
sosmed dan gadget.
Pertemanan semakin bertambah,
karakter orang semakin beragam. Diperlukan sikap yang bijaksana dan hati yang
lapang untuk berteman di dunia maya. Apalagi jika teman-teman tersebut tidak
kita kenal sebelumnya di dunia nyata. Teman yang sudah kita kenal puluhan tahun
pun mungkin saja kadang salah paham dengan kita karena sikap atau ucapan kita
yang mungkin kurang berkenan di hatinya. Kalau untuk istilah anak muda sekarang
kita jangan baperan saat bergaul, terutama di dunia maya. Karena jika kita baperan bakal
mendatangkan banyak masalah. Misalnya, si A memposting tulisan yang berkaitan
dengan gaya hidup atau tentang pengasuhan anak. Si B yang membaca postingan
tersebut karena mungkin tulisan yang diposting itu mirip dengan kejadian yang
dialaminya menjadikan si B tersinggung, padahal si A sama sekali tidak
bermaksud menyinggung si B. Mungkin saja si A baru membaca artikel yang
berkaitan dengan postingannya itu atau melihat kejadian seperti yang ia tuliskan itu, segala kemungkinan bisa terjadi bukan?
Atau, ada teman kita yang suka kepo
dengan kehidupan kita, seringkali kepo mengkepo ini jadi masalah yang berujung
salah paham dan akhirnya merusak pertemanan karena saling sakit hati. Itu
sebabnya kita harus semakin mendewasakan diri, supaya dalam pertemanan atau
pergaulan tidak ada yang tersakiti. Karena tajamnya lidah bisa lebih tajam
daripada pedang, perkataan atau perbuatan yang menyakitkan itu tak kan mudah
terhapus dalam ingatan seseorang yang tersakiti. Mari kita perbanyak istighfar
untuk mengurangi dosa-dosa yang tidak kita sadari selama ini. Kalaupun ada
orang lain yang menyakiti kita baik dengan ucapan atau tindakannya, lebih baik
kita doakan orang tersebut dengan doa-doa yang baik saja, karena doa orang yang
tersakiti itu tak ada penghalang baginya dengan Rabbnya.
Komentar
Posting Komentar