Langsung ke konten utama
Perawatan Anak Penderita Bibir Sumbing

“Without my kids my house would be clean, my wallet would be full but my heart would be empty”.
Kalimat diatas pasti sudah tidak asing lagi buat kita semua, yaaa kalimat itu saya ambil dari DP BBM salah seorang teman saya. Betul sekali apa yang dikatakan quotes diatas tersebut, apalah artinya hidup kita...kerja keras kita, rumah yang nyaman, uang yang banyak jika rumah kita kosong tak ada anak-anak. Anak-anak penghias rumah kita penghangat hidup kita. Segala upaya akan kita lakukan untuk kenyamanan hidup anak-anak kita. Belum sempurna rasanya jika sebuah rumah tangga belum ada anak-anak lahir di tengah-tengah kita.
Anak memang hadiah terindah bagi pasangan suami istri. Tetapi harus diingat pula bahwa anak pun adalah ujian buat para orang tua, karena mereka adalah hanya titipan dari Allah SWT. Saya ingat kata-kata seorang ustazah bahwa anak bisa menjadi derita, ujian bagi orang tuanya. Hal itu yang sering dilupakan banyak orang. Terutama bagi para ibu yang mengandungnya. Mulai dari masa ngidam, melahirkan, menyusui, merawatnya sehari-hari bukanlah perkara yang mudah dan ringan. Masa-masa ngidam yang berat dan penuh penderitaan akan menjadi peristiwa yang indah dan penuh pahala jika kita menjalaninya dengan ihlas. Melahirkan adalah perjuangan seorang perempuan yang sangat luar biasa, mempertaruhkan nyawa demi kelahiran si buah hati yang sudah di nanti-nanti. akan terasa makin lengkaplah hidupnya jika sudah mempunyai anak. Tetapi tidak semua pasangan suami istri dikaruniai anak. Beruntunglah bagi kita yang sudah diberikan kepercayaan oleh Allah SWT untuk menerima titipanNya.
            Tetapi dalam perjalananya, tidak semua keinginan manusia itu mendapatkan apa yang diinginkannya. Anak yang Allah titipkan pada kita pun belum tentu sesuai dengan keinginan kita. Bagi pasangan muda yang sedang menantikan buah hati biasanya punya rencana kalau anak pertama pengennya laki-laki dengan alasan…bla…bla…bla…atau banyak juga pasangan suami istri yang menginginkan anak pertamanya perempuan….karena kalau anak perempuan….bla…bla,,,bla….
            Siapa yang menginginkan punya anak sehat, terlahir sempurna, cantik atau ganteng seperti ayah atau ibunya….?? Tentu semua orang inginnya begitu. Tetapi bagaimana jika anak yang lahir ternyata diluar dugaan kita. Allah mentakdirkan anak yang kita lahirkan sedikit berbeda dari anak-anak lain pada umumnya. Dengan kata lain anak yang lahir ada sedikit kelainan, kekurangan atau mungkin cacat. Ada yang cacat sementara dan bisa dikoreksi dengan operasi banyak juga yang cacat permanen yang tidak bisa diperbaiki dengan cara apapun.
Lantas apa yang akan kita lakukan sebagai orangtua jika dikaruniai anak seperti itu ? Menangis meraung-raung kah ? menyesali ? Mengumpat ? Atau kita tidak mau mengakui dan ingin membuangnya ?
            Banyak jalan menuju Roma kawan….hidup belum berakhir jika kita diberi ujian seperti itu dari Yang Maha Kuasa. Jika kita diberi titipan anak yang “diluar dugaan” kita tentu saja langkah pertama yang harus kita lakukan adalah beristighfar dan merenung apa penyebabnya.
            Setelah itu kita langsung berpikir dan bertindak bagaimana cara merawat anak ini supaya tumbuh kembangnya tidak berbeda dengan anak-anak lain,  tentu saja mencari jalan dan konsultasi dengan dokter spesialis yang sesuai dengan kasus anak kita ini.
            Dalam buku ini akan dikhususkan bagaimana cara merawat anak yang terlahir dengan kondisi bibir celah (sumbing). Memang kasus bibir sumbing sudah bukan lagi menjadi kasus yang aneh, ribuan bahkan jutaan mungkin orang yang menderita bibir sumbing. Tetapi tentu kita tidak ingin seperti kebanyakan orang-orang yang membiarkan apa adanya anak kita yang kebetulan terlahir dengan bibir sumbing tumbuh kembang seadanya saja.
            Hal lain adalah, masih banyak masyarakat yang belum tahu apa siiiiih penyebab bayi terlahir sumbing ? ini adalah hal yang sangat penting diketahui supaya para orang tua dan calon orang tua bisa menghindari atau meminimalisir resiko bayi lahir sumbing.
            Berbagai penyebab kenapa bayi bisa lahir sumbing akan dibahas di bab selanjutnya. Lalu setelah itu apalagi yang harus kita lakukan…?? Jangan lupa…hal pertama yang harus ditangani adalah mental ibu si bayi. Wanita yang baru melahirkan emosinya belumlah bisa stabil seperti sebelum hamil. Perlu kerjasama yang baik antara suami istri dalm hal ini. Sang ayah pun sudah pasti akan terguncang juga melihat kenyataan bahwa anaknya terlahir sumbing.
            Merawat anak yang sedikit berbeda dengan anak-anak lain bukanlah perkara yang mudah. Perlu keluasan jiwa untuk menerima takdir, berbesar hati, selalu optimis dan percaya diri yang tidak boleh hilang. Dukungan suami dan keluarga besar adalah hal yang sangat membantu meringankan si ibu dalam merawat anak tersebut. Kepasrahan kepada yang Maha Kuasa itu adalah obat yang paling mujarab dalam menjalani hari-hari untuk merawat anak kita.
            Memperbanyak baca buku, mencari literatur, konsultasi ke dokter, diskusi dengan para orang tua yang mempunyai kasus yang sama, juga sangat membantu kita untuk segera memulihkan emosi kita yang sedikit terguncang dengan kelahiran anak yang sedikit berbeda itu.
            Tulisan ini dibuat salah satu alasannya adalah ingin berbagi sedikit pengalaman dan informasi bagaimana menangani dan merawat anak yang terlahir dengan bibir sumbing. Informasi ini saya kutip dari berbagai sumber yang berkaitan dengan masalah bibir sumbing (bibir celah dalam istilah medisnya). Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Apa itu celah bibir (cleft lip) dan celah langit-langit (cleft palate)?
Celah bibir dan celah langit-langit terjadi bila bibir atau langit-langit mulut pada bayi tidak menyatu bersama, sehingga terjadi belahan pada langit-langit mulut (cleft palate) atau/dan terjadi belahan pada bibir atas atau sumbing (cleft lip). Bisa terjadi pada 1 sisi saja (unilateral) atau pada dua sisi (bilateral cleft lip/palate).
Bibir sumbing merupakan kelainan kongenital yang memiliki prevalensi cukup tinggi. Bibir sumbing memiliki beberapa tingkantan kerusakan sesuai organ yang mengalami kecacatannya. Bila hanya dibibir disebut labioschizis, tapi bisa juga mengenai gusi dan palatum atau langit-langit. Tingkat kecacatan ini mempengaruhi keberhasilan operasi. Cacat bibir sumbing terjadi pada trimester pertama kehamilan karena tidak terbentuknya suatu jaringan di daerah tersebut. Semua yang mengganggu pembelahan sel pada masa kehamilan bisa menyebabkan kelainan tersebut, misal kekurangan zat besi, obat2 tertentu, radiasi. Tak heran kelainan bibir sumbing sering ditemukan di desa terpencil dengan kondisi ibu hamil tanpa perawatan kehamilan yang baik serta gizi yang buruk. Bayi-bayi yang bibirnya sumbing akan mengalami gangguan fungsi berupa kesulitan menghisap ASI, terutama jika kelainannya mencapai langit-langit mulut. Jika demikian, ASI dari ibu harus dipompa dulu untuk kemudian diberikan dengan sendok atau dengan botol berlubang besar pada bayi yang posisinya tubuhnya ditegakkan. Posisi bayi yang tegak sangat membantu masuknya air susu hingga ke kerongkongan. Jika tidak tegak, sangat mungkin air susu akan masuk ke saluran napas mengingat refleks pembukaan katup epiglottis (katup penghubung mulut dengan kerongkongan) mesti dirangsang dengan gerakkan lidah, langit-langit, serta kelenjar liur. Bibir sumbing juga menyebabkan mudah terjadinya infeksi di rongga hidung, tenggorokan, tuba eustachius (saluran penghubung telinga dan tenggorokan) sebagai akibat mudahnya terjadi iritasi akibat air susu atau air yang masuk ke rongga hidung dari celah sumbingnya.
1.      Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio pada trimester I.
2.       Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu.
3.       Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
4.      Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.

Klasifikasi
a.       Berdasarkan organ yang terlibat
·   Celah bibir (labioscizis) : celah terdapat pada bibir bagian atas
·   Celah gusi (gnatoscizis) : celah terdapat pada gusi gigi bagian atas
·    Celah palatum (palatoscizis) : celah terdapat pada palatum
b.      Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk
·   Komplit : jika celah melebar sampai ke dasar hidung
·   Inkomplit : jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung
c.       Berdasarkan letak celah
·   Unilateral : celah terjadi hanya pada satu sisi bibir
·   Bilateral : celah terjadi pada kedua sisi bibir
·   Midline : celah terjadi pada tengah bibir

Ada beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio palatoschizis, antara lain:
1.      Faktor Genetik
Merupakan penyebab beberapa palatoschizis, tetapi tidak dapat ditentukan dengan pasti karena berkaitan dengan gen kedua orang tua. Diseluruh dunia ditemukan hampir 25 – 30 % penderita labio palatoscizhis terjadi karena faktor herediter. Faktor dominan dan resesif dalam gen merupakan manifestasi genetik yang menyebabkan terjadinya labio palatoschizis. Faktor genetik yang menyebabkan celah bibir dan palatum merupakan manifestasi yang kurang potensial dalam penyatuan beberapa bagian kontak.
2.      Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional, baik kualitas maupun kuantitas (Gangguan sirkulasi foto maternal).
Zat –zat yang berpengaruh adalah:
·         Asam folat
·         Vitamin C
·         Zn
Apabila pada kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi asam folat, vitamin C dan Zn dapat berpengaruh pada janin. Karena zat - zat tersebut dibutuhkan dalam tumbuh kembang organ selama masa embrional. Selain itu  gangguan sirkulasi foto maternal juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang organ selama masa embrional.

3.      Pengaruh obat teratogenik.Yang termasuk obat teratogenik adalah:
Ø  Jamu
 Mengkonsumsi jamu pada waktu kehamilan dapat berpengaruh pada janin, terutama terjadinya labio palatoschizis. Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. Masih ada penelitian lebih lanjut
Ø  Kontrasepsi hormonal
Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi kontrasepsi hormonal, terutama untuk hormon estrogen yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh pada janin, karena akan terjadi gangguan sirkulasi fotomaternal.
Ø  Obat – obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio palatoschizis. Obat – obatan itu antara lain :            
·         Talidomid, diazepam (obat – obat penenang)
·         Aspirin (Obat – obat analgetika)
·         Kosmetika yang mengandung merkuri & timah   hitam (cream pemutih). Sehingga penggunaan obat pada ibu hamil harus dengan pengawasan dokter.
4.      Faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio palatoschizis, yaitu:
v  Zat kimia (rokok dan alkohol)
Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi rokok dan alkohol dapat berakibat terjadi kelainan kongenital karena zat toksik yang terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional.
v  Gangguan metabolik
Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes sangat rentan terjadi kelainan kongenital, karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi fetomaternal. Kadar gula dalam darah yang tinggi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang organ selama masa embrional.
v  Penyinaran radioaktif
Untuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan terapi penyinaran radioaktif, karena radiasi dari terapi tersebut dapat  mengganggu proses tumbuh kembang organ selama masa embrional.
5.      Infeksi, khususnya virus (toxoplasma) dan klamidial . Ibu hamil yang terinfeksi virus (toxoplasma) berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh terjadinya kelainan kongenital terutama labio palatoschizis.
      Dari beberapa faktor tersebit diatas dapat meningkatkan terjadinya Labio palatoshizis, tetapi tergantung dari frekuensi dari frekuensi pemakaian, lama pemakaian, dan wktu pemakaian.
Manifestasi klinis
a)      Tampak ada celah      
b)      Adanya rongga pada hidung
c)      Distorsi hidung
d)      Kesukaran dalam menghisap atau makan

perawatan bayi baru lahir hingga setelah operasi I
1.      Penatalaksanaan Medis  
Tindakan operasi dengan beberapa tahap, sebagai berikut :
1. Penjelasan kepada orangtuanya
2. Umur 3 bulan (rule over ten) : Operasi bibir dan alanasi(hidung), evaluasi telinga.
3. Umur 10-12 bulan : Qperasi palato/celah langit-langit, evaluasi pendengaran dan telinga.
4. Umur 1-4 tahun : Evaluasi bicara, speech theraphist setelah 3 bulan pasca operasi
5. Umur 4 tahun : Dipertimbangkan repalatoraphy atau/dan Pharyngoplasty
6. Umur 6 tahun : Evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
7. Umur 9-10 tahun : Alveolar bone graft (penambahan tulang pada celah gusi)
8. Umur 12-13 tahun : Final touch, perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
9. Umur 17 tahun : Evaluasi tulang-tulang muka, bila diperlukan advancementosteotomy

2. Pentalaksanaan Keperawatan
a. Perawatan Pra-Operasi:
Ø  Fasilitas penyesuaian yang positif dari orangtua terhadap bayi.
-          Bantu orangtua dalam mengatasi reaksi berduka
-           Dorong orangtua untuk mengekspresikan perasaannya.
-          Diskusikan tentang pembedahan
-          Berikan informasi yang membangkitkan harapan dan perasaan yang positif terhadap bayi.
-          Tunjukkan sikap penerimaan terhadap bayi.
Ø  Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adequate.
-          Fasilitasi menyusui dengan ASI atau susu formula dengan botol atau dot yang cocok.Monitor atau mengobservasi kemampuan menelan dan menghisap.
-          Tempatkan bayi pada posisi yang tegak dan arahkan aliran susu ke dinding mulut.
-          Arahkan cairan ke sebalah dalam gusi di dekat lidah.
-          Sendawkan bayi dengan sering selama pemberian makan
-          Kaji respon bayi terhadap pemberian susu.
-          Akhiri pemberian susu dengan air.
Ø  Tingkatkan dan pertahankan kepatenan jalan nafas
-          Pantau status pernafasan
-          Posisikan bayi miring kekanan dengan sedikit ditinggikan
-          Letakkan selalu alat penghisap di dekat bayi
b. Perawatan Pasca-Operasi
Ø  Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adequate
-          Berikan makan cair selama 3 minggu mempergunakan alat penetes atau sendok.
-          Lanjutkan dengan makanan formula sesuai toleransi.
-          Lanjutkan dengan diet lunak
-          Sendawakan bayi selama pemberian makanan.
Ø  Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi anak.
-          Bersihkan garis sutura dengan hati-hati
-          Oleskan salep antibiotik pada garis sutura
-          Bilas mulut dengan air sebelum dan sesudah pemberian makan.
-          Hindari memasukkan obyek ke dalam mulut anak sesudah pemberian makan untuk mencegah terjadinya aspirasi.
-          Pantau tanda-tanda infeksi pada tempat operasi dan secara sistemik.
-          Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri.
-          Perhatikan pendarahan, edema, drainage.
-          Monitor keutuhan jaringan kulit
-          Perhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat-alat tidak steril

PENANGANAN PADA ANAK DENGAN BIBIR SUMBING

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang di tunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa. Perkembangan menandai maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan ketrampilan, kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stress dan kemampuan untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan  kreativitas.  
Bibir sumbing tergolong cacat bawaan, tapi bisa diperbaiki mendekati normal. Yang penting lagi, anak harus disiapkan secara mental tentang kekurangannya.

Patofisiologi
Sampai saat ini, beberapa ahli mengungkapkan bahwa penyebab utama terjadinya bibir sumbing belum diketahui pasti. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan bibir sumbing antara lain faktor genetik atau keturunan. Faktor ini diduga sangat kuat, mungkin salah satu orang tuanya atau keduanya membawa sifat sehingga timbul cacat bibir sumbing, sebagaimana halnya penyakit-penyakit bawaan yang lain. Kalau orang tuanya tak ada bibir sumbing mungkin nenek atau buyutnya, jadi garis turunan ke atasnya. Namun begitu faktor keturunan sebaiknya jangan dipersoalkan, sebab bisa menimbulkan masalah antara suami dan isteri. Bisa saling salah menyalahkan. hendaknya lebih menekankan pada penanganan atau terapinya. Sebagai umat beragama lebih bijaksana dengan menerimanya dan berusaha menangani sebaik mungkin dengan menyerahkan kepada ahlinya.
Berikutnya, faktor lingkungan antara lain; adanya infeksi yang disebabkan virus Rubella/campak sewaktu ibu hamil muda. Kemudian, akibat teratogen; zat kimia yang menimbulkan kelainan perkembangan embrio jika diberikan selama kehamilan, semisal hydantoin, trimethadione, valporate, dan lain-lain. Lalu nutrisi, salah satunya adalah defisiensi atau kekurangan asam fosfat. Begitu pula obat-obatan yang dikonsumsi ibu hamil, seperti untuk menenangkan pasien sewaktu hamil muda. Sedangkan jamu-jamuan sampai sekarang belum diselidiki pengaruhnya. Bisa juga karena radiasi akibat reaksi berantai, seperti bom atom.
Faktor selanjutnya adalah multifaktor, adanya interaksi antara faktor lingkungan dan genetic.
Hasil Penelitian lain mengungkapkan bahwa penyebab utama bibir sumbing karena kekurangan seng dan karena menikah/kawin dengan saudara/kerabat. Bagi tubuh, seng sangat dibutuhkan enzim tubuh. Walau yang diperlukan sedikit, tapi jika kekurangan berbahaya.
Sumber makanan yang mengandung seng antara lain : daging, sayur sayuran dan air. Di NTT airnya bahkan tidak mengandung seng sama sekali. Soal kawin antara kerabat atau saudara memang menjadi pemicu munculnya penyakit generatif, (keterununan) yang sebelumnya resesif. Kekurangan gizi lainya seperti kekurangan vit B6 dan B complek. Infeksi pada janin pada usia kehamilan muda, dan salah minum obat obatan/jamu juga bisa menyebabkan bibir sumbing.
Proses terjadinya labio palatoshcizis yaitu ketika kehamilan trimester I dimana terjadinya gangguan oleh karena beberapa penyakit seperti virus. Pada trimester I terjadi proses perkembangan pembentukan berbagai organ tubuh dan pada saat itu terjadi kegagalan dalam penyatuan atau pembentukan jaringan lunak atau tulang selama fase embrio.
Yang jelas, secara fisik bibir sumbing akan mempengaruhi fungsi bibir tersebut. Pada bayi, fungsi bibir adalah untuk mengisap atau menyusu. Jadi, dengan adanya bibir sumbing maka fungsi mengisap akan berkurang. Dikhawatirkan intake makanan akan berkurang, yang akan mempengaruhi status gizinya.
Selain itu, fungsi bibir untuk membentuk bunyi. Dengan adanya bibir sumbing, pengeluaran beberapa huruf akan terganggu, umpamanya huruf "m", "p", "b". Bahkan, bibir sumbing pun bisa mengakibatkan suara menjadi sengau. Hal itu akibat adanya kebocoran aliran udara, sebagian ke mulut dan sebagian bocor ke rongga hidung. Tapi, ini hanya terjadi pada langit-langit sumbing.
Dipandang dari segi kejiwaan, bila bibir sumbing dibiarkan atau tidak dilakukan penanganan/operasi, maka akan menimbulkan rasa rendah diri atau minder pada si penderita. Apalagi saat si anak memasuki usia sekolah dan seterusnya. Ini akan mengurangi rasa percaya diri, sehingga ia kurang produktif, dan akan menghambat karirnya di masyarakat,.
  
Upaya pencegahan bibir sumbing pada bayi yang akan dilahirkan, secara teori dapat dilakukan dengan terapi genetik. Tapi secara praktek belum dapat dilaksanakan. Sebetulnya dalam usia kehamilan lewat 6 bulan cacat bibir sumbing sudah dapat dideteksi. Secara teori, penanganan atau operasi intra uterine dapat dilakukan dengan segala kerumitannya. Diharapkan hasil operasinya akan bagus sekali. Sayang, dalam praktek belum dapat diterapkan karena tingkat kerumitan dan risikonya sangat tinggi.
Dengan demikian pencegahan baru dilakukan pada tahap genetic counselling, berupa penerangan kepada pasangan yang akan membentuk rumah tangga. Inipun baru dalam tahap anjuran. Sampai saat ini pemeriksaan genetik memang dilakukan dengan konseling, meneliti sejauh mana turunan ke atasnya, karena itu akan memungkinkan terjadinya cacat bawaan yang kita pun tak bisa tahu. Jadi, lebih untuk kesiapan mental bila suatu kemungkinan terjadi. Di sini konseling belum memasyarakat, tak seperti di luar negeri yang sudah biasa.
Sedangkan terapi penanganannya hanya bisa dilakukan dengan cara operasi. Kendati, tak seluruh wilayah Indonesia memiliki kemampuan dan fasilitas sama untuk melakukan operasi bibir sumbing. Fasilitas yang ada sekarang tak sebanding dengan jumlah penderita.Jadi, misalnya dilahirkan seribu pasien bibir sumbing, yang dapat ditangani kurang lebih 300-400 setahun. Tahun depan begitu lagi, sehingga banyak di masyarakat terutama di daerah yang jauh dari jangkauan fasilitas yang memadai untuk yang sulit dilakukan operasi bibir sumbing.
Tujuan operasi, untuk membuat bibir sumbing jadi nearly normal looking. Tentu sebagai manusia biasa dokter berusaha semaksimal mungkin, tapi tentu saja tidak akan dapat menyamai kesempurnaan ciptaan Sang Pencipta. Untuk berusaha mendekati yang normal pun banyak kendalanya. Misalnya, bila dioperasi pada waktu bayi biasanya luka operasinya atau parutnya makin tidak jelas atau tipis. Sedangkan bentuknya diusahakan mendekati normal, baik bibir, hidung, ataupun secara keseluruhan. Baik dalam posisi diam atau sewaktu bibir bergerak, berbicara, tersenyum, bersiul dan lain-lain.Tapi, tentu saja tujuan utamanya lebih pada mengembalikan fungsi, selain sisi estetik dan kosmetik.
Penatalaksanaan tergantung pada kecacatan. Prioritas pertama antara lain pada tekhnik pemberian nutrisi yang adekuat untuk mencegah komplikasi, fasilitas pertumbuhan dan perkembangan.
Penanganan : bedah plastik yang bertujuan menutupi kelainan, mencegah kelainan, meningkatkantumbuh kembang anak. Labio plasty dilakukan apabila sudah tercapai ”rules of overten” yaitu : umur diatas 10 minggu, BB diatas 10 ponds (± 5 kg), tidak ada infeksi mulut, saluran pernafasan unutk mendapatkan bibir dan hidung yang baik, koreksi hidung dilakukan pada operasi yang pertama. Palato plasty dilakukan pada umur 12-18 bulan, pada usia 15 tahun dilakukan terapi dengan koreksi-koreksi bedah plastik. Pada usia 7-8 tahun dilakukan ”bone skingraft”, dan koreksi dengan flap pharing. Bila terlalu awal  sulit karena rongga mulut kecil. Terlambat, proses bicara terganggu, tidak lanjutnya adalah pengaturan diet. Diet minum susu sesuai dengan kebutuhan klien.

Konsep Tumbuh Kembang, Bermain, Nutrisi dan Dampak Hospitalisasi.

Dibawah ini akan diuraikan mengenai konsep tumbuh kembang, bermain, nutrisi dan dampak hospitalisasi pada anak yang berumur 5 tahun.

1.      Pertumbuhan.
Menurut Whalley dan Wong (2000), mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, hal ini merupakan suatu proses yang alamiah yang terjadi pada setiap individu.
Sedangkan Marlow (1998) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk tinggi badan dan kilogram atau gram untuk berat badan. Pertumbuhan pada anak usia 5 tahun pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata per tahunnya adalah 2 Kg, kelihatan kurus akan tetapi aktifitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh mencapai kematangan seperti berjalan, melompat, dan lain-lain.
Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75 sampai 7,5 cm setiap tahunnya (Hidayat, 2006).

2.         Perkembangan
Perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks yang melalui maturasi dan pembelajaran.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak diantaranya faktor herediter, faktor lingkungan, dan faktor internal. Perkembangan psikoseksual, anak pada fase falik (3-6 tahun), selama fase ini genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin, seringkali anak merasa penasaran dengan pertanyaan yang diajukannya. Dengan perbedaan ini anak sering meniru ibu atau bapaknya untuk memahami identitas gender (Freud). Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan.
Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan proses kemandirian dan masa ini adalah masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah yang terlihat sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya (Hidayat, 2006).

3.         Nutrisi.
Nutrisi sangat penting untuk tumbuh dan berembang, anak membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya. Kebutuhan cairan pada anak usia 5 tahun  yaitu 1600-1800cc/24 jam (Hidayat, 2006). Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal per kg BB.
Pada masa prasekolah kemampuan kemandirian dalam pemenuha kebutuhan nutrisi sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makanan seperti garpu, piring, sendok dan gelas semuanya harus dijalaskan pada anak atau doperkenalkan dan dilatih dalam penggunaannya, sehingga dapat mengikuti aturan yang ada.
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini sebaiknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosanan, berikan susu dan makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran dan buah-buahan.

4.         Bermain
Bermain merupakan suatu aktifitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku dewasa.
Pada usia 3-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreatifitas dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangakan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong.
Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada anak usia ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat-alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan air.

5.         Dampak Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu poroses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya sampai kembali kerumah.
Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan stress.
Perawatan anak dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakan amat, penuh kasih sayang, dan menanyakan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Reaksi terhadap perpisahan dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Perawatan dirumah sakit juga membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya, anak merasa kehilangan kekuatan diri, malu, bersalah, atau takut.anak akan bereaksi agresif dengan marah dan berontak, tidak mau bekerjasama dengan perawat.


Dikutip dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerdas Menggunakan Media Sosial

       Lima belas tahun terakhir, perkembangan media sosial di dunia berkembang amat pesat, termasuk Indonesia. Komunikasi semakin mudah, tak kenal jarak dan waktu. Kapan pun dan di mana pun selagi kuota internet terisi, maka kita akan dengan mudah mengakses segala macam informasi dari belahan bumi manapun.         Positifnya, masyarakat kita jadi sangat melek teknologi, dampak buruknya tentu saja banyak. Salah satunya, jika kita tidak bisa mengendalikan diri, maka akan kecanduan gawai yang isinya berbagai macam aplikasi media sosiai. Berbagai aplikasi itu memang sangat menarik, sehingga bisa menyita waktu dan membuat kita tidak produktif, karena menghabiskan waktu berjam-jam menatap gawai menikmati berbagai sajian media sosial.         Tidak bisa dipungkiri, sebagain besar masyarakat kita sudah kecanduan gawai dan sulit lepas dari alat canggih segenggaman tangan itu. Agar kita tetap waras dan produktif dalam bersosmed maka...

Wiskul Asyik di Bogor

Siapa yang belum kenal Bogor? Atau belum pernah ke Bogor? Sebuah kota yang terletak di propinsi Jawa Barat. Yuk, datang deh ke kota kelahiran saya tercinta. Kenalan dan nikmati berbagai wisata di kota hujan ini, salah satunya wisata kuliner dong pastinya. Ada yang bilang bahwa Bogor sekarang adalah miniaturnya Bandung, banyak tempat wisata yang asyik dan makanannya pun endang bhambang, Nek … alias enak-enak bingiiit … hehe. Bicara makanan, pastinya setiap kita mengunjungi satu tempat yang sering dicari adalah makanan khas daerah setempat. Jika, belum mencicipi makanan khasnya rasanya belum afdol ya. Indonesia memang kaya dengan aneka jenis makanan khas daerah, baik yang tradisional maupun modern. Belum lagi street food tiap kota selalu menarik untuk dicicipi. Baiklah, sekarang kita jalan-jalan di Bogor, yuk. Kita cicipin makanan apa saja yang menjadi daya tarik wisata kuliner di kota hujan itu. 1.        Doclang Salah satu makanan khas yang selalu ...

Sayangi Dirimu Sendiri

        Hidup ini tak semulus kulit bayi, tak selancar aliran air di sungai ciliwung. Setiap orang pasti mengalami berbagai macam kejadian dalam hidupnya. Pahit manis, sedih gembira, susah senang, sempit dan lapang. Dalam setiap naik turunnya kehidupan, ada yang mudah dilewati, ada yang berat, bahkan sangat berat, tak sedikit yang mengalami stress bahkan depresi karena tak kuat menghadapi beratnya ujian hidup.         Meratapi kesulitan atau kesedihan hidup bukanlah solusi terbaik untuk keluar dari semua permasalahan hidup. Tidak mudah memang untuk menata hidup kembali jika Anda pernah mengalami kepahitan yang mungkin sangat melukai hati. Bukan hal yang tidak mungkin juga untuk melewati semua kesedihan, kepahitan ujian itu untuk kembali meraih bahagia. Sumber gambar: Unsplash.com         Sering sekali ya kita mendengar atau membaca kalimat,  Bahagia itu kita yang menciptakan.          Yes , jika ...