SMS Itu....
By
: Rina MW
Jam
menunjukkan pukul 17.30 WIB saat itu aku baru saja tiba di rumah sepulang
mengajar. Yaa....aku adalah seorang tenaga pendidik yang belum PNS mengajar di
dua sekolah, di sekolah negeri untuk tingkatan SMA dan sekolah sosial alias
sekolah gratis untuk tingkatan SMP dan SMA.
Belum
juga berganti baju hpku berbunyi sebuah sms masuk. Sms dari bu Wina salah
seorang rekan mengajarku yang di sekolah sosial rupanya. “ Assalamu’alaikum Bu
Yani...besok pagi ditunggu di sekolah ya ada masalah yang cukup serius yang
harus dibicarakan tentang salah seorang anak didik kita” begitu bunyi sms
tersebut. “Wa’alaikum salam baik bu besok saya memang ada jadwal mengajar
disana, kalau boleh tau sedikit bocorannya masalah tentang apa ya dan siapa siswa
kita yang bermasalah itu ?” tanyaku sedikit penasaran. “Panjang ceritanya
bu....besok saja ya kita bicarakan di sekolah” balas bu Wina lagi. “Oke...besok
kita ketemu ya bu” balasku lagi menutup pembicaraan di sms.
“Aduuuhhh....ada
masalah apalagi ya dengan anak-anak didikku...? mudah-mudahan bukan masalah
yang berat” pikirku. Menjadi seorang guru memang harus selalu siap menghadapi
berbagai macam masalah dari anak-anak didik. Apalagi di sekolah sosial ini
berbagai macam masalah siswa/i tiap hari selalu ada. Maklum sekolah ini memang
didirikan khusus untuk anak-anak dari kalangan bawah banget.
Sekolah
yang isinya anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, orang tuanya ada yang
Cuma buruh serabutan, PRT, buruh cuci, tukang ojek yang rada mendingan adalah
orang tuanya yang berprofesi sopir angkot. Beberapa diantara anak-anak itu juga
ada yang anak yatim bahkan ada yang ibunya terpaksa jadi tukang ojek demi
memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya. Memprihatinkan memang....perlu kerja
ekstra bagi kami para guru untuk mendidik anak-anak itu supaya masa depan
mereka lebih baik dari orang tuanya.
Tantangan
yang terberat adalah membekali ilmu agama, penanaman akidah agar mereka bisa
tetap bertahan sesuai koridor islam terutama dalam masalah pergaulan
sehari-hari.
Keesokan
harinya bu Wina sudah menungguku, dia seperti tidak sabar ingin segera
menceritakan hal kemarin dia katakan di sms itu.
“
Ada apa bu Wina, sepertinya serius sekali masalah ini ?” tanyaku.
“
Kemarin kami merazia hp anak-anak bu,” bu Wina memulai pembicaraan.
“ini
hp sitaan salah satu siswa kita, silakan bu Yanti baca isi sms-smsnya,” kata bu
Wina sambil menyodorkan hp sederhana milik salah satu siswa kami. Langsung
kubuka hp itu dan ku buka sms-sms yang tadi bu Wina katakan. Terhenyak aku
begitu membaca isi sms-sms itu. Istighfar tak henti-henti keluar dari mulutku
sambil mataku terus membaca isi sms-sms lain. Rasanya tak percaya membaca isi
tulisan di hp itu, tadinya tidak pernah terpikir olehku bahwa anak-anak didikku
akan berani melakukan perbuatan tersebut.
Isi
sms-sms itu sangat horor....membicarakan hubungan intim antara laki-laki dan
perempuan. Tak layak rasanya aku tuliskan disini walaupun hanya sekedar
memberikan contoh salah satu sms itu. Aku membacanya sambil meringis, kaget,
tak percaya...kok bisa yaaa anak seusia itu sudah begitu lihainya menggambarkan
cara-cara melakukan hubungan intim melalui tulisan di sms. Selama ini aku
selalu percaya bahwa anak-anak didikku adalah anak yang baik-baik.
Aku
tak percaya kalau Erni salah satu siswi kami berani melakukan hal tersebut. Selama
ini Erni terlihat seperti anak baik-baik saja baik dalam sikap maupun dalm
kemampuan belajarnya di sekolah. Erni juga termasuk anak yang agak pendiam dan
tidak terlalu banyak teman bahkan cenderung selalu menyendiri. Dengan tampang
yang lumayan manis tapi tetap terlihat kalau dia dari kalangan keluarga kelas bawah sekali. Ayahnya yang hanya
seorang buruh bangunan dan ibunya yang seorang PRT menggambarkan bahwa ia sosok
anak perempuan dari keluarga kurang mampu.
Hari
itu juga kami (aku dan bu Wina) sepakat untuk memanggil Erni dan menginterogasi
akan menginterogasi dia habis-habisan. Tak bisa dibiarkan masalah yang sagat
serius ini. Tak bisa kubayangkan dengan usia segitu dia sudah sangat faham
bagaimana cara berhubungan intim seperti suami istri....astaghfirullah. Ya
Allah lindungilah selalu anak-anak didikku supaya mereka selamat dari kerusakan
moral dan kebebasan bergaul anak-anak muda sekarang. Aku sendiri sebagai gurunya
belum menikah dan pernah tau bagaimana itu hubungan intim dengan seorang
laki-laki. Jengah sekali rasanya membaca sms-sms anak itu bersama pacarnya.
Aku
berpikir keras bagaimana caranya menangani anak ini secara tepat, efisien dan
langsung mengena di hati anak perempuan itu.
“Erni....selesai
jam sekolah nanti ibu mau bicara sama kamu ya, ada hal penting yang harus kita
bicarakan,” kataku pada Erni.
“Baik
bu,” jawab Erni sambil menunduk lesu sepertinya dia sudah tau hal apa yang akan
dibicarakan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jam
menunjukkan pukul 13.00 aku, bu Wina dan Erni duduk bertiga di satu ruangan
yang sebetulnya tidak layak disebut ruangan. Tapi lumayanlah ada tempat yang
bisa digunakan untuk bicara. Hp sitaan yang kemarin ada di bu Wina dikeluarkan
lag dan diserahkan padaku. Kami mulai “menginterogasi” Erni tapi tentu bicara
dengan hati-hati supaya dia mau mengkui segala yang sudah dia lakukan. Kami
tidak ingin anak ini putus sekolah akibat pergaulan bebas yang tidak
terkendali.
“Erni...sejak
kapan kamu pacaran dengan laki-laki ini ?” tanyaku dengan hati-hati sambil
menunjukkan salah satu sms dia dengan pacarnya itu.
“Baru
3 bulan yang lalu bu,” jawab Erni pelan sekali suaranya sambil menundukkan
wajahnya.
“Kamu
sudah sering melakukan ini dengan pacarmu ? bukan di sms tapi kenyatannya”
tanyaku dengan sedikit deg-degan berharap bahwa ini hanya sekedar tulisan dan hayalan
mereka berdua. Erni tidak menjawab terlihat makin gelisah di tempat duduknya.
Dia masih menundukkan wajahnya sambil tangannya sibuk memilin-milin ujung
blusnya terlihat begitu takut untuk bicara.
“Erni....tidak
usah takut kamu untuk bicara, ibu dan bu Wina tidak akan membocorkan masalah
ini pada siapapun, karena memang hal ini
tidak patut untuk dibicarakan pada siapapun...bicaralah kamu tidak bisa berdiam
diri seperti ini terus ,” kataku sambil terus membujuk Erni. Bu Wina juga
mengangguk tanda setuju dengan perkataanku.
“Sering
sih tidak bu, mungkin baru 3x,” jawab Erni. Aku dan bu Wina kaget luar biasa.
“Astaghfirullahaladzim....Erni....kamu
tau kan kalau kalian ini belum menikah dan tidak boleh melakukan itu....itu
dosa besar Erni,” kata bu Wina dengan nada bicara sedikit meninggi.
“Kamu
kenal dimana dengan laki-laki itu dan bagaimana kamu bisa sampai berani
melakukan perbuatan itu dengan pacarmu ?” tanyaku dengan tidak sabar. Mulailah
Erni bercerita kisah cintanya dengan pujaan hatinya itu. Seperti kisah cinta
klasik lainnya yang sudah bertebaran di mana-mana bahwa dia awalnya hanya
sekedar pacaran iseng saja. Laki-laki itu masih muda, putus sekolah juga dan
berprofesi sebagai sopir angkot rumahnya tidak jauh dari lokasi sekolah sosial
tempat Erni belajar. Hampir setiap hari mereka bertemu begitu pengakuan Erni.
Dan ternyata pertama kali mereka melakukan perbuatan itu pada saat acara Valentine
day.
“Saya
dibohongin dia bu, waktu itu saya tidak tau kalau saya mau diajak ke tempat
acara valentine. Memang waktu itu acaranya bukan acara pesta mewah seperti
orang-orang kaya itu bu, kami hanya pergi ke rumah salah seorang temannya dia
bilang temannya ulang tahun dan mengundang mereka makan-makan.”
“saya
waktu itu disuruh pake baju warna pink, karena kata pacar saya....saya terlihat
lebih cantik dengan baju warna pink, saya hanya pake celana lepis dan kaos pink
bu waktu itu. Kaos pink itupun pacar saya yang belikan bu karena saya tidak
punya baju warna itu,” kata Erni lagi.
“Setiba
di rumah temannya itu ternyata bukan acara ulang tahun tapi acara valentinan
bu. Saya tahu kalau valentine itu katanya hari kasih sayang tapi saya
sebelumnya tidak pernah merayakannya, selain buat saya itu acara tidak pantas
buat saya karena saya dari keluarga miskin juga karena saya sebelumnya tidak
pernah pacaran...baru sekarang ini bu saya punya pacar.” Lanjut Erni lagi.
“Acara
valentinan itu Cuma ada 4 pasang bu termasuk saya dan pacar saya itu, setelah
berkumpul di rumah temannya dia kami lalu pergi untuk acara makan diluar, kami
makan di warung makan sederhana aja kata pacar saya biar makan di tempat
sederhana yang penting bisa kumpul sama-sama katanya....naahhh di tempat makan
itu bu saya dirayu dia untuk mengikuti kemauannya dia, katanya kalau hari kasih
sayang itu harus diungkapkan bukan cuma begitu-begitu aja tapi harus istimewa
hari beda dari hari-hari yang lain. Saya tadinya tidak mengerti bu maksudnya
seperti apa, dia terus saja membujuk saya dengan janji-janji dia mau memberi
saya macam-macam hadiah, terus saya juga katanya nanti mau rutin dikasih uang
sama dia kalau saya mau ikutin kemauan dia. Kata dia kalu saya gak mau berarti
saya gak cinta dia.”
“Setelah
kami makan kami pergi lagi ke satu tempat seperti daerah wisata gitu bu,
berhubung sudah malam saya tidak terlalu kenal dengan daerah itu bu, karena
saya kan tidak pernah pergi jauh-jauh dari rumah. Di daerah wisata itu banyak
tempat seperti warung-warung minum gitu
bu, saya diajak mampir untuk istirahat dulu dan minum katanya. Saya
dikasih minuman oleh pacar saya rasanya tidak enak...pahit...tapi pacar saya
maksa saya untuk terus minum, katanya itu minuman khusus merayakan hari kasih
sayang dan cuma dijual di hari kasih sayang. Akhirnya saya minum terus sampe
saya merasa pusing dan lemas. Setelah saya merasa pusing dan lemas saya dibawa
ke satu kamar di warung itu oleh pacar saya dia bilang saya harus istirahat
dulu supaya segar lagi dan bisa pulang ke rumah, saya nurut saja karena saya
benar-benar lemas dan pusing rasanya pengen tidur waktu itu dan tidak ingat
apa-apa lagi. Di kamar itulah bu semuanya terjadi, saya tidak bisa
melawan....karena saya tidak bertenaga samasekali.”
“Setelah
melakukan itu pacar saya membujuk saya supaya saya tidak usah takut dan
khawatir...kata dia itu hal biasa buat yang pacaran di hari valentine. Dan dia
memenuhi janjinya bu dia sering ngasih saya uang, beliin saya baju, pulsa atau
barang-barang lain yang saya mau tapi sesuai dengan kantong dia. Dia juga
berjanji mau menikahi saya kalau saya udah lulus sekolah ini bu.”
Aku
dan bu Wina tidak bisa berkata apa-apa saat itu mendengar penuturan Erna. Dalam
pikiranku....modus khas laki-laki buaya darat menjerat mangsanya. Setelah Erna
selesai bercerita mengakui semua perbuatannya aku dan bu Wina berunding mencari
jalan untuk menyelesaikan kasus ini. Ini tidak bisa dibiarkan....kami khawatir
jika nanti dia hamil diluar nikah dan itu tanggung jawab kami untuk menyadarkan
dia supaya tidak lagi melakukan itu sebelum mereka sah sebagai suami istri.
Esok
harinya Erna tidak masuk sekolah, aku tanya pada teman-teman sekelasnya kenapa
Erna tidak hadir. Anak-anak menjawab dengan seenaknya sendiri sesuai pikiran
mereka masing-masing, ada salah satu anak yang itu bilang : “Ernanya lagi sibuk
jualan kali buuu”, aku bingung dengan jawaban anak-anak itu.
“Jualan....? jualan apa ? sejak kapan Erna jualan ?”
Tanyaku pada anak-anak.
“Yaahh
ibu...masa siiih ibu gak tau Erna jualan, kan udah lama bu dia jualan,” sahut
Zahra salah seorang muridku.
~~~~~~~~~~~~
Pulang sekolah aku panggil beberapa temannya
Erna, aku ingin mengorek keterangan tentang keseharian Erna supaya lebih jelas
lagi permasalahan Erna yang sebenarnya. Termasuk Zahra yang tadi nyeletuk bahwa
Erna jualan, penasaran....aku pengen tau Erna jualan apa, setauku selama ini
Erna tidak jualan apa-apa, pulang sekolah biasanya dia langsung pulang ke rumah
karena harus mengurus adik-adiknya dirumah menggantikan ibunya selama ibunya
bekerja menjadi PRT sampai sore.
Akhirnya
anak-anak itu menjelaskan bahwa yang dimaksud jualan itu adalah bahwa Erna
sekarang jadi perempuan yang suka “dibawa” para laki-laki hidung belang,
teman-temannya sering melihat kalu Erna sering mangkal di suatu tempat bersama
teman-teman kelompok yang berprofesi sama....jadi cabe-cabean kalau kata
temen-temennya sih. Hiks....hiks...aku terkaget-kaget mendengar penuturan
teman-temannya. Aku langsung telpon bu Wina begitu selesai bicara dengan
anak-anak muridku itu, aku tak kuasa jika harus berpikir sendiri untuk
menangani masalah ini, ini betul-betul bukan masalah yang ringan kepalaku
langsung cenut-cenut karena stress memikirkan anak yang satu itu.
~~~~~~~~~~~
Kami
panggil orangtuanya Erna, untuk menjelaskan masalah anaknya dan
tindakan-tindakan yang akan kami lakukan untuk menghentikan semua perbuatan
yang sudah Erna lakukan. Jika Erna masih mau sekolah dia harus mau mengikuti
beberapa perintah kami gurunya, yaitu :
1. Erna
harus bertobat dan memperbaiki sholatnya, orangtuanya harus lebih ekstra
memperhatikan dan memantau Erna dirumah.
2. Selama
1 bulan tidak boleh pake hp
3. Di
sekolah harus setor tilawah Qur’an minimal 1 lembar kepada guru yang ditunjuk.
4. Tidak
meninggalkan sholat dhuha
5. Diberi
tausiah khusus bahayanya pergaulan bebas
6. Jika
dalam 1 sampai 2 bulan tidak ada perkembangan ke arah perbaikan terpaksa Erna
dikeluarkan sekolah.
7. Membuat
surat perjanjian untuk melaksanakan syarat-syarat diatas tadi.
Orang
tuanya Erna hanya tidak bisa berkata apa-apa lagi, terutama ibunya yang
menangis terus setelah mendengarkan persyaratan yang kami ajukan. Menurut
pengakuan Erna kenapa akhirnya dia jadi cabe-cabean karena dia kecewa dengan
pacarnya itu yang telah meninggalkannya dan tidak memenuhi janji-janjinya itu.
Dan yang membawa dia menjadi cabe-cabean justru teman mantan pacarnya itu
sesama sopir angkot dan masih dibawah 20 tahunan, sopir angkot merangkap
mucikari cabe-cabean. Sangat memprihatinkan, tak ada kendali di rumah karena
orangtua Erna pun bukan orang yang mengerti bagaimana cara mendidik anak yang
baik.
Ternyata sms-smsnya yang kami baca itu bukan
ditujukan pada pacarnya, melainkan pada salah seorang “langganannya”.
Hiks....hiks...makin ingin menangis aku mendengar penuturan Erna. Kepalaku
terserang migren hampir 1 minggu karena memikirkan masalah Erna. Aku hanya bisa
berdoa supaya Allah memberikan hidayahNya pada Erna dan dia berhenti dengan
“pekerjaannya” itu. Virus valentine day yang jahat akan terus menyebar tak
peduli siapapun akan ia serang. Hanya orang-orang yang mempunyai imunitas
tinggilah yang akan bisa melawan virus jahat tersebut.
~~~~~~~~~
Setahun
hampir berlalu, Erna sudah lulus dari sekolah ini. Kabar terakhir yang aku
dengar tentang Erna dia bekerja di salah satu toko kue. Alhamdulillah....semoga
Erna diberikan ketetapan hati untuk terus memperbaiki hidupnya.
Komentar
Posting Komentar